Rabu, 28 September 2016

hubungan sehat, sakit dan penyakit perilaku peran sakit dan dampak dirawat



Tugas mata kuliah       :  Kebutuhan Dasar Manusia
Dosen                          :  Sultina Sarita, SKM, M.Kes

HUBUNGAN SEHAT, SAKIT DAN PENYAKIT, PERILAKU PERAN SAKIT, DAMPAK SAKIT DAN DAMPAK DIRAWAT
                                     


OLEH :
NAMA                                   :           PUJI ASTUTI SARANIGA
NIM                                        :           POO324014063


PROGRAM STUDI DII KEBIDANAN
POLTEKKES KEMENKES KENDARI
TAHUN AJARAN 2014/2015



KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena telah memberikan rahmat, taufik dan hidayah-NYA kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Konsep Sehat, Sakit dan Penyakit, Perilaku Peran Sakit, Dampak Sakit dan Dampak di Rawat” sebagai tugas mata kuliah Kebutuhan Dasar Manusia.
         Dalam penyelesaian makalah ini, kami telah banyak mendapatkan dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini kami ngin menyampaikan terima kasih kepada  Orang tua yang telah memberikan dorongan dan motivasi terhadap penulis selama pembuatan makalah ini dan Ibu Sultina Sarita, SKM. M.Kes selaku dosen yang telah memberikan bimbingan,arahan,serta saran dalam pembuatan makalah ini.
          Penulis masih menerima dengan tangan terbuka terhadap kritik dan saran dari pihak yang peduli terhadap makalah ini agar menjadi bahan perbaikan dikemudian hari. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.


Kendari,     September 2014


         Penulis                           



DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................................................. ii
BAB I  PENDAHULUAN............................................................................................................ 1
A.    LATAR BELAKANG....................................................................................................... 1
B.     RUMUSAN MASALAH.................................................................................................. 2
C.     TUJUAN............................................................................................................................ 2
D.    MANFAAT........................................................................................................................ 2
BAB II  PEMBAHASAN............................................................................................................. 3
A.    HUBUNGAN SEHAT SAKIT DAN PENYAKIT.......................................................... 3
1.      PENGERTIAN SEHAT SAKIT................................................................................. 3
2.      HUBUNGAN ANTARA SEHAT, SAKIT DAN PENYAKIT................................. 6
B.     PERILAKU PERAN SAKIT............................................................................................ 6
C.     DAMPAK SAKIT DAN DAMPAK DIRAWAT............................................................ 7
1.      DAMPAK SAKIT....................................................................................................... 7
2.      DAMPAK DIRAWAT................................................................................................ 9
BAB III PENUTUP....................................................................................................................... 12
A.    KESIMPULAN.................................................................................................................. 12
B.     SARAN.............................................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................... 13



BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG

Sehat  tidak  dapat diartikan  sesuatu  yang  statis,  menetap  pada kondisi tertentu, tetapi  sehat harus dipandang sesuatu fenomena yang dinamis.  Kesehatan  sebagai  suatu  spektrum  merupakan suatu  kondisi  yang  fleksibel  antara badan  dan  mental  yang dibedakan  dalam  rentang yang selalu  berfluktuasi  atau  berayun  mendekati  dan  menjauhi  puncak kebahagiaan  hidup  dari  keadaan  sehat  yang  sempurna.

Status sehat sakit para anggota keluarga dan keluarga saling mempengaruhi satu sama lain, sehingga keluarga cenderung menjadi seorang reaktor terhadap masalah-masalah kesehatan dan menjadi aktor dalam menentukan masalah kesehatan anggota keluarga. Dalam keluarga, ibu merupakan anggota masyarakat yang salah satu perannya adalah mengurus rumah tangganya sehingga terciptanya lingkungan sehat dalam rumah tangga. Dengan mewujudkan perilaku yang sehat, maka dapat menurunkan angka kesakitan suatu penyakit dan angka kematian akibat kurangnya kesadaran dalam pelaksaan hidup bersih dan sehat serta dapat meningkatkan kesadaran dan kemauan bagi setiap orang agar terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang optimal.

Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respon seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, serta lingkungan. Karena bidan merupakan tenaga kesehatan yang memegang peranan penting dalam pelayanan masyarakat. Keberadaan bidan memiliki posisi strategis, mengingat sebagian besar persoalan reproduksi dan lainnya berhubungan dengan kaum perempuan dan masyarakat. Salah satu tantangan yang harus dihadapi adalah tuntutan masyarakat terhadap pelayanan berkualitas. Untuk dapat memberikan pelayanan berkualitas, bidan harus terlebih dahulu terampil dalam memberikan asuhan kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir. Maka dari itu, bidan harus paham juga mengenai pengaplikasiannya.
            Dampak sakit dan dampak dirawat menyebabkan perubahan peran, emosional, dan perilaku pada seseorang. Selain itu, individu mengalami keterbatasan melakukan aktivitas secara mandiri dan mengatur sendiri kebutuhannya sehingga individu membutuhkan orang lain. Sebagaimana hal ini terjadi pada pasien yang dirawat di ruang ICU yaitu pasien memerlukan perawatan secara intensif dan sangat bergantung pada orang lain dalam memenuhi kebutuhannya. Apabila kondisi tersebut tidak ditangani dan berlangsung terus menerus dapat menyebabkan distress spiritualitas yang membuat pasien kehilangan kekuatan dan harapan hidup.

B.   RUMUSAN MASALAH
            Dari latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1.      Bagaimana konsep sehat sakit dan penyakit?
2.      Bagaimana hubungan antara sehat sakit dan penyakit?
3.      Bagaimana perilaku peran sakir?
4.      Bagaimana dampak sakit dan dampak dirawat?

C.  TUJUAN
            Tujuan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Untuk mengetahui konsep sehat sakit dan penyakit
2.      Untuk mengetahui hubungan antara sehat sakit dan penyakit
3.      Untuk mengetahui perilaku sehat sakit
4.      Untuk mengetahui dampak sakit dan dampak dirawat

D.  MANFAAT
            Manfaat makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Mahasiswa dapat mengetahui konsep sehat sakit dan penyaki
2.      Mahasiswa dapat mengetahui hubungan antara sehat sakit dan penyakit
3.      Mahasiswa dapat mengetahui perilaku sehat sakit
4.      Mahasiswa dapat mengetahui dampak sakit dan dampak dirawat




BAB II
PEMBAHASAN

A.     HUBUNGAN SEHAT SAKIT DAN PENYAKIT
1.    PENGERTIAN SEHAT SAKIT
            Sehat / kesehatan adalah suatu keadaan sejahtera dari badan (jasmani), jiwa (rohani) dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. (UU N0. 23/1992 tentang kesehatan)
            Pengertian sakit sendiri adalah suatu proses di mana ada gangguan dan  tidak ada kestabilan antara badan dan mental yang normal. Yang merujuk pada keabnormalan pada kondisi tubuh yang bisa mengganggu  aktifitasnya sehari- hari seperti aktifitas jasmani, rohani maupun sosial.
a)      Pengertian Sehat
Beberapa pengertian sehat diantaranya yaitu : 
·      WHO, 1947
Sehat adalah suatu keadaan yang sempurna baik fisik, mental dan sosial tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan.\
Mengandung tiga karakteristik :
a.    Merefleksikan perhatian pada individu sebagai manusia.
b.    Memandang sehat dalam konteks lingkungan internal ataupun eksternal.
c.    Sehat diartikan sebai hidup yang kreatif dan produktif.
Sehat bukan merupakan suatu kondisi tetapai merupakan penyesesuaian, bukan merupakan suatu keadaan tapi merupakan proses. Proses disini adalah adaptasi individu yang tidak hanya terhadap fisik mereka tetapi terhadap lingkungan sosialnya.
·      UU N0. 23/1992 tentang kesehatan
Sehat/kesehatan adalah suatu keadaan sejahtera dari badan (jasmani), jiwa (rohani) dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.(UU N0. 23/1992 tentang kesehatan).


·      Pender (1982)
Sehat adalah perwujudan individu yang diperoleh melalui kepuasan dalam berhubungan dengan orang lain (aktualisasi). Perilaku yang sesuai dengan tujuan, perawatan diri yang kompeten sedangkan penyesuaian diperlukan untuk mempertahankan stabilitas dan integritas struktural.
·      Pepkin's
Suatu keadaan keseimbangan yang dinamis antara bentuk dan fungsi tubuh yang dapat mengadakan penyesuaian sehingga tubuh dapat mengatasi gangguan dari luar.
·      Zaidin Ali
Kondisi keseimbangan antara status kesehatan biologis, psikologis, sosial dan spiritual yang memungkinkan orang tersebut hidup secara mandiri dan produktif
·      President’s Communision On Health Need Of Nation Stated ( 1953 )
Sehat  Þ bukan merupakan suatu kondisi, tetapi merupakan penyesuaian, bukan merupakan suatu keadaan tapi merupakan suatu proses. Proses adaptasi individu yang tidak hanya terhadap fisik mereka, tetapi terhadap lingkungan sosialnya.
·      Payne ( 1983 )
-          Sehat Þ fungsi efektif  dari sumber-sumber perawatan diri ( Self Care Resources ) yang menjamin tindakan untuk perawatan diri ( Self Care Action ) secara adekuat.
-          Self Care Resources Þ mencakup pengetahuan,ketrampilan dan sikap
-          Self Care Action Þ perilaku yang sesuai dengan tujuan diperlakukan untuk    memperoleh, mempertahankan dan meningkatkan fungsi, psikososial dan spiritual.
·      Sehat Menurut Dunn (1959).
Sehat adalah sesuatu kejadian dimana tidak adanya tanda-tanda dan gejala dari penyakit.

b)     Pengertian Sakit
Ada beberapa pengertian sakit, yakni sebagai berikut :

·      Pepkin's
Suatu kedaan yang tidak menyenangkan yang menimpa seseorang sehingga menimbulkan gangguan dalam aktivitas sehari-hari baik aktivitas jasmani, maupun rohani maupun sosial
·      Kleinman
Gangguan fungsi atau adaptasi dari proses biologi dan psikofisiologis pada seseorang
·      Parson
Ketidakseimbangan fungsi normal tubuh manusia termasuk sejumlah sistem biologis dan kondisi penyesuaian
·      Parsors ( 1972 )
Sakit Þ Gangguan dalam fungsi normal individu sebagai totalitas, termasuk keadaan organisme sebagai sistem biologis dan penyesuaian sosialnya
·      Baursams ( 1965 )
Seseorang menggunakan tiga criteria untuk menentukan apakah mereka sakit:
-   Adanya gejala : naiknya temperatur, nyeri
-   Persepsi tentang bagaimana mereka mersakan baik, buruk, sakit
-   Kemampuan untuk melaksanakan aktivitas sehari-hari, bekerja atupun sekolah
·      Oxford English Dictionary
Sakit sebagai suatu keadaan dari badan atau sebagian dari organ badan dimana fungsinya terganggu atau menyimpang.
·      Zaidin Ali
Keadaan yang mengganggu keseimbangan status kesehatan biologis, psikologis, sosial dan spiritual yang mengakibatkan gangguan fungsi tubuh, produktivitas dan kemandirian indivisu baik secara keseluruhan maupun sebagian.

c)      Pengertian Penyakit
-          Istilah medis yang digambarkan sebgai gangguan dalam fungsi tubuh yang menghasilkan berkurangnya   kapasitas
-          Hubungan antara sehat, sakit dan penyakit
Pada dasarnya merupakan keadaan sehat dan sakit
a.       Hasil intraksi sesorang dengan lingkungan.
b.      Sebagai manifestasi keberhasilan/kegagalan dalam berdaptasi dengan lingkungan.
c.       Gangguan kesehatan : ketidakseimbangan antara factor : Host-Agent-Environment.

2.      HUBUNGAN ANTARA SEHAT, SAKIT DAN PENYAKIT
Hubungan antara konsep sehat sakit dan penyakit pada dasarnya merupakan keadaan sehat sakit, yaitu :
a.       Hasil interaksi seseorang dengan lingkungan.
b.      Sebagai manifetasi keberhasilan / kegagalan dalam beradaptasi dengan lingkungan.
c.       Gangguan Kesehatan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkah laku sehat. Sehat sakit berada pada sesuatu dimana setiap orang bergerak sepanjang kehidupannya.
a.       Suatu skala ukur secara relatif dalam mengukur ke dalam sehat / kesehatan seseorang.
b.      Kedudukannya : dinamis, dan bersifat individual.
c.       Jarak dalam skala ukur : keadaan sehat secara optimal pada satu titik dan kemauan pada titik yang lain.

B.     PERILAKU PERAN SAKIT
Perilaku peran-sakit yaitu aktivitas yang dilakukan untuk tujuan mendapatkan kesejahteraan oleh individu yang mempertimbangkan diri mereka sendiri sakit, hal ini mencakup mendapatkan pengobatan dari ahli terapi yang tepat. Kadang-kadang orang bisa menghindari kewajiban mereka terhadap kelompok sosialnya, di sisi lain kelompok sosialnya sering mempunyai kewajiban untuk merawat si sakit. Kadang diagnosa medis diperlukan untuk mencapai konsensus tersebut.
Perilaku ini mencakup:
1.      Tindakan untuk memperoleh kesembuhan
2.      Mengenal/mengetahui fasilitas atau sasaran pelayanan penyembuhan penyakit yang layak.
3.      Mengetahui hak (misalnya: hak memperoleh perawatan, dan pelayanan kesehatan).
Adapun reaksi individu terhadap gejala sakit yakni :
  • Tahap pengenalan gejala.
  • Tahap asumsi peranan sakit.
  • Tahap kontak dengan pelayanan kesehatan.
  • Tahap ketergantungan si sakit.
  • Tahap penyembuhan atau rehabilitasi.
C.     DAMPAK SAKIT DAN DAMPAK DIRAWAT
1.      Dampak Sakit
a.       Terhadap Perilaku dan Emosi Klien
Setiap orang memiliki reaksi yang berbeda-beda tergantung pada asal penyakit, reaksi orang lain terhadap penyakit yang dideritanya, dan lain-lain. Penyakit dengan jangka waktu yang singkat dan tidak mengancam kehidupannya akan menimbulkan sedikit perubahan perilaku dalam fungsi klien dan keluarga. Misalnya seorang Ayah yang mengalami demam, mungkin akan mengalami penurunan tenaga atau kesabaran untuk menghabiskan waktunya dalam kegiatan keluarga dan mungkin akan menjadi mudah marah, dan lebih memilih menyendiri.
Sedangkan penyakit berat, apalagi jika mengancam kehidupannya.dapat menimbulkan perubahan emosi dan perilaku yang lebih luas, seperti ansietas, syok, penolakan, marah, dan menarikd diri. Bidan berperan dalam mengembangkan koping klien dan keluarga terhadap stress, karena stressor sendiri tidak bisa dihilangkan.
b.      Terhadap Peran Keluarga
Setiap orang memiliki peran dalam kehidupannya, seperti pencari nafkah, pengambil keputusan, seorang profesional, atau sebagai orang tua. Saat mengalami penyakit, peran-peran klien tersebut dapat mengalami perubahan.
Perubahan tersebut mungkin tidak terlihat dan berlangsung singkat atau terlihat secara drastis dan berlangsung lama. Individu / keluarga lebih mudah beradaftasi dengan perubahan yang berlangsung singkat dan tidak terlihat.
Perubahan jangka pendek à klien tidak mengalami tahap penyesuaian yang berkepanjangan. Akan tetapi pada perubahan jangka penjang à klien memerlukan proses penyesuaian yang sama dengan ’Tahap Berduka’.
c.       Terhadap Citra Tubuh
Citra tubuh merupakan konsep subjektif seseorang terhadap penampilan fisiknya. Beberapa penyakit dapat menimbulkan perubahan dalam penampilan fisiknya, dan klien/keluarga akan bereaksi dengan cara yang berbeda-beda terhadap perubahan tersebut.
Reaksi klien/keluarga terhadap perubahan gambaran tubuh itu tergantung pada:
♣   Jenis Perubahan
♣   Kapasitas adaptasi
♣   Kecepatan perubahan
♣   Dukungan yang tersedia.
d.      Terhadap Konsep Diri
Konsep Diri adalah citra mental seseorang terhadap dirinya sendiri, mencakup bagaimana mereka melihat kekuatan dan kelemahannya pada seluruh aspek kepribadiannya. Konsep diri tidak hanya bergantung pada gambaran tubuh dan peran yang dimilikinya tetapi juga bergantung pada aspek psikologis dan spiritual diri.
Perubahan konsep diri akibat sakit mungkin bersifat kompleks dan kurang bisa terobservasi dibandingkan perubahan peran. Konsep diri berperan penting dalam hubungan seseorang dengan anggota keluarganya yang lain. Klien yang mengalami perubahan konsep diri  karena sakitnya mungkin tidak mampu lagi memenuhi harapan  keluarganya, yang akhirnya menimbulkan ketegangan dan konflik. Akibatnya anggiota keluarga akan merubah interaksi mereka dengan klien.
Misal: Klien tidak lagi terlibat  dalam proses pengambilan keputusan dikeluarga atau tidak akan merasa mampu memberi dukungan emosi pada anggota keluarganya yang lain atau kepada teman-temannya à klien akan merasa kehilangan fungsi sosialnya. Bidan seharusnya mampu mengobservasi perubahan konsep diri klien, dengan mengembangkan rencana kebidanan yang membantu mereka menyesuaikan diri dengan akibat dan kondisi yang dialami klien.
e.       Terhadap Dinamika Keluarga\
Dinamika Keluarga meruapakan proses dimana keluarga melakukan fungsi, mengambil keputusan, memberi dukungan kepada anggota keluarganya, dan melakukan koping terhadap perubahan dan tantangan hidup sehari-hari. Misal: jika salah satu orang tua sakit maka kegiatan dan pengambilan keputusan akan tertunda sampai mereka sembuh. Jika penyakitnya berkepanjangan, seringkali keluarga harus membuat pola fungsi yang baru sehingga bisa menimbulkan stress emosional.
Misal: anak kecil akan mengalami rasa kehilangan yang besar jika salah satu orang tuanya tidak mampu memberikan kasih sayang dan rasa aman pada mereka. Atau jika anaknya sudah dewasa maka seringkali ia harus menggantikan peran mereka sebagai mereka termasuk kalau perlu sebagai pencari nafkah. 

2.      Dampak Dirawat
a.       Privasi
Privasi dapat diartikan sebagai refleksi perasaan nyaman pada diri seseorang dan bersifat pribadi. Bisa dikatakan, privasi adalah suatu hal yang sifatnya pribadi. Sewaktu dirawat di rumah sakit, klien kehilangan sebagai privasinya. Kondisi ini disebabkan oleh beberpa hal :
-       Selama dirawat di rumah sakit, klien berulang kali diperiksa oleh petugas kesehatan. Bagian tubuh yang biasanya dijaga agar tidak dilihat, tiba-tiba dilihat fdan disentuh oleh orang lain. Hal ini tentu akan membuat klien merasa tidak nyaman.
-       Klien adalah orang yang berada dalam keadaan lemah dan bergantung pada orang lain. Kondisi ini cendurung membuat klien  “pasrah” dan menerima apapun tindakan petugas kesehatan kepada dirinya asal ia cepat sembuh.
b.      Gaya Hidup
Klien yang dirawat di rumah sakit sering kali mengalami perubahan pola gaya hidup. Hal ini disebabkan oleh perubahan kondisi antara rumah sakit dengan rumah tempat tinggal klien, juga oleh perubahan kondisi keehatan klien. Aktivitas hidup yang klien jalani sewaktu sehat tentu berbeda dengan aktivitas yang dialaminya selama di rumah sakit. Perubahan gaya hidup akibat hospitalisasi inilah yang harus menjadi perhatian setiap perawat. Asuhan kebidanan yang diberikan harus diupayakan sedemikian rupa agar dapat menghilangkan atau setidaknya meminimalkan perubahan yang terjadi.
c.       Otonomi
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa individu yang sakit da dirawat di rumah sakit berada dalam posisi ketergantungan. Artinya, ia akan pasrah terhadap tindakan apapun yang dilakukan oleh petugas kesehatan demi mencapai keadaan sehat. Ini meniunjukkan bahwa klien yang dirawat di rumah sakit akan mengalami perubahan otonomi. Untuk mengatasi perubahan ini, bidan harus selalu memberitahu klien sebelum melakukan intervensi apapun dan melibatkan klien dalam intervensi, baik secara aktif maupun pasif.
d.      Peran
Peran dapat diartikan sebagai seperangkat perilaku yang diharapkan individu sesuai dengan status sosialnya Jika ia seorang perawat, peran yang diharapkan adalah peran sebagi perawat bukan sebagai dokter.Selain itu, peran yang dijalani seseorang adalah sesuai dengan status kesehatannya. Peran yang dijalani sewaktu sehat tentu berbeda dengan peran yang dijalani saat sakit.Tidak mengherankan jika klien yang dirawat di rumah sakit mengalami perubahan peran. Perubahan yang terjadi tidak hanya pada diri pasien, tetapi juga pada keluarga. Perubahan tersebut antara lain :
-          Perubahan peran. Jika salah seorang anggota keluarga sakit, akan terjadi perubahan pera dalam keluarga. Sebagai contoh, jiak ayah sakit maka peran jepala keluarga akan digantikan oleh ibu. Tentunya perubahan peran ini mengharuskan dilaksanakannya tugas tertentu sesuai dengan peran tersebut.
-          Masalah keuangan. Keuangan keluarga akan terpengaruh oleh hospitalisasi. Keuangan yang sedianya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga akhirnya digunakan untukj keperluan klien yang dirawat. Akibatnya, keuangan ini sangat riskan, terutama pada keluarga yang miskin. Dengan semakin mahalnya biaya kesehatan, beban keuangan keluarga semakin bertambah.
-          Kesepian. Suasana rumah akan berubah jika ada seorang anggota keluarga yang dirawat. Keseharian keluarga yang biasanya dihiasi kegembiraan, keceriaan, dan senda-gurau anggotaanya tiba-iba diliputi oleh kesedihan. Suasana keluarga pun menjadi sepi karena perhatian keluarga terpusat pada penanganan anggota keluarganya yang sedang dirawat.
-          Perubahan kebiasan sosial. Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat. Karenanya, keluarga pun mempunyai kebiasaan dalam lingkungan sosialnya. Sewaktu seha, keluarga mampu berperan serta dalam kegiata sosial. Akan tetapi, saat salah seorang anggota keluarga sakit, keterlibatan keluarga dalam aktivitas sosial di masyarakatpun mengalami perubahan. 
Cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi dampak dirawat adalah sebagai berikut :
a.       Upaya meminimalkan stresor :
Upaya meminimalkan stresor dapat dilakukan dengan cara mencegah atau mengurangi dampak perpisahan, mencegah perasaan kehilangan kontrol dan mengurangi/ meminimalkan rasa takut terhadap pelukaan tubuh dan rasa nyeri
b.      Untuk mencegah/meminimalkan dampak perpisahan dapat dilakukan dengan cara:
-       Melibatkan keluarga berperan aktif dalam merawat pasien dengan cara membolehkan mereka tinggal bersama pasien selama 24 jam (rooming in).
-       Jika tidak mungkin untuk rooming in, beri kesempatan keluarga untuk melihat pasien setiap saat dengan maksud mempertahankan kontak antar mereka.
-        Modifikasi ruangan perawatan dengan cara membuat situasi ruangan rawat perawatan seperti di rumah dengan cara membuat dekorasi ruangan.



BAB III
PENUTUP

A.       KESIMPULAN
1.      Sehat / kesehatan adalah suatu keadaan sejahtera dari badan (jasmani), jiwa (rohani) dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. (UU N0. 23/1992 tentang kesehatan). Pengertian sakit sendiri adalah suatu proses di mana ada gangguan dan  tidak ada kestabilan antara badan dan mental yang normal. Yang merujuk pada keabnormalan pada kondisi tubuh yang bisa mengganggu  aktifitasnya sehari- hari seperti aktifitas jasmani, rohani maupun sosial.
2.      Hubungan antara konsep sehat sakit dan penyakit pada dasarnya merupakan keadaan sehat sakit, yaitu :
a.       Hasil interaksi seseorang dengan lingkungan.
b.      Sebagai manifetasi keberhasilan / kegagalan dalam beradaptasi dengan lingkungan.
c.       Gangguan Kesehatan.
3.      Perilaku peran-sakit yaitu aktivitas yang dilakukan untuk tujuan mendapatkan kesejahteraan oleh individu yang mempertimbangkan diri mereka sendiri sakit, hal ini mencakup mendapatkan pengobatan dari ahli terapi yang tepat.
4.      Dampak sakit : terhadap perilaku dan emosi klien, terhadap peran keluarga, terhadap citra tubuh, terhadap konsep diri dan terhadap dinamika keluarga. Adapun dampak dirawat meliputi : Privasi, gaya hidup, otonomi dan peran.

B.        SARAN
Untuk menjaga keadaan kita tetap sehat dan fit berikirlah positif, karena keadaan sakit dimulai dengan keadaan jasmani, rohani dan sosial yang kurang baik. Selain itu dampak sakit dan ditrawat dapat memicu stress pada pasien/anak. Oleh karena itu, oleh karena itu pelayanan tenaga kesehtan harus ditingkatkan.



DAFTAR PUSTAKA



















1 komentar: